Namanya M. Reza Mony. saya tidak begitu mengenal dia siapa kecuali tau ada teman SMA yang namanya Reza Mony. saya cuma tau dia adalah pacar teman saya. kemudian putus dengan teman saya, lanjut pacaran dengan teman yang lain.
suatu hari seseorang tiba-tiba komen di postingan path saya: "ira, ada orang yang mau dekat. boleh minta no hapenya ira?" dan saya mengirimkan nomor hp saya dari path talk. pulang konser mocca, ada whatsapp yang masuk, "Assalamu Alaikum, caca ira :)". dan kemudian percakapan berlanjut mulai dari yang gak penting, sok penting, gak begitu penting, gak penting-penting amat, sampai mungkin penting.
terhitung mulai dari kira-kira Mei 2016 saya intens komunikasi dengan dia. yang saya ingat, kita sempat tidak komunikasi selama sebulan pada saat bulan ramadhan 2016. dan tanpa ada janjian, kita ketemu pada reuni kecil-kecilan lulusan SMA 11 angkatan 2007. nothing special sebenarnya. layaknya teman yang baru bertemu. kita sibuk masing-masing dengan obrolan sekitar meja. itu yang saya ingat pertama kali saya bertemu dia.
pertemuan kedua mungkin setelah idul fitri. kita janjian ke lubang buaya buat snorkeling. pun tak banyak obrolan. karena saya sibuk snorkeling dan pergi bersama keluarga saya, kemudian dia sibuk dengan anak-anak yang lain.
kemudian setelahnya layaknya orang pdkt. nanya lagi apa. sudah makan apa belum. sudah ini apa belum. sudah boker apa belum. dan banyak hal-hal tidak penting lainnya. sampai pada suatu saat dia jujur mengenai bad habbitnya dia. saya shock dengan pengakuan dia. dimana saya selama ini hidup anteng-anteng saja kemudian didatangi orang dengan bad habbit seperti itu. hubungan kita mulai renggang. kita jadi saling tidak percaya dan cuek akhirnya tidak komunikasi sama sekali.
kita tanpa komunikasi sama sekali mungkin kurang-lebih sekitar 2-3 bulanan. hingga pada akhirnya saya sendiri berpikir "manusia tidak akan ada yang sempurna. setidaknya bagaimana kita bisa menerima kekurangan orang lain, bagaimana kita bisa menerima masa lalunya, dan bagaimana kita bisa pelan-pelan mengubah dia ke arah yang lebih baik". dengan sedikit rasa kangen, akhirnya akhir bulan januari saya memberanikan diri untuk menghubungi dia kembali. sayang dengan perasaan yang sudah mulai muncul dan harus mengubur tetapi masih bisa diperbaiki.
dan mulai dari saya menghubungi dia duluan, akhirnya kita intens komunikasi kembali. sampai pada akhir januari bapak saya meninggal yang mengharuskan saya balik ke ambon. kemudian mulai sejak bapak saya meninggal kita makin dekat sampai saat ini. sampai pada suatu saat dia mengatakan "nanti beta lamar ira. tunggu-tunggu sa. 1,2 bulan lai (nanti aku lamar kamu, tunggu aja yaaa... 1,2 bulan lagi)" entah apa yang ada di pikiran dia memikirkan 1,2 bulan. tapi saya masih menganggap kalau dia cuma bercanda. dan kedua kalinya, dia mengatakan "beta su bertekad mau pi di dudi deng mama aji par minta ira nanti abis lebaran (saya sudah bertekad abis lebaran mau ke kakakmu dan ibumu untuk meminangmu)"
ada cerita lucu sebenarnya. pada saat moment lebaran, sesuai janji dia mau ngomong ke kakak laki-laki saya (dudi) setelah memperkenalkan saya ke orang tuanya. jadi pada saat itu, saya mengantar dia ke tokonya dudi. awal sampai, perut saya melilit. akhirnya saya ke toilet memenuhi panggilan alam, dan dia menunggu. sambil menunggu saya berharap dia membuka obrolan dengan kakak saya sesuai tujuan kita datang ke toko. setelah saya keluar dari toilet, saya mencari dia tapi tidak ketemu di dalam rumah. kemudian saya menunggu. sepertinya dia ke mesjid untuk sholat magrib bersama kakak saya. setelah menunggu, hujan deras turun dan mereka belum kunjung datang. saya berpikir, sepertinya dia sudah mengatakan maksud dan tujuan dia di mesjid. saya menunggu sekitar 30-45 menit di rumah kakak saya. sampai hujan reda, akhirnya mereka pulang dan saya juga pamit pulang ke rumah. ssesampainya di mobil, tiba-tiba,
dia: "babang belum bilang par abang dudi eee..."
me: "hiii? lalu tadi lama-lama di mesjid itu bikin apa sa?"
dia: "abang dudi pi dudu carita deng dia tamang-tamang. babang seng enak lai par potong bicara. barang dong samua ada baku janji par pi mangael"
me: "lalu b sa mau pulang besok. la babang mau pi bilang par dia kapan?"
dia: "nanti minggu depan jua kalo babang pi ambon"
me: *sedikit jengkel*
ternyata eh ternyata, dia takut menyampaikan apa yang mau dia sampaikan. hahahahhaaaa...
sepulang ke solo, saya sebenarnya sedikit kecewa karena dia belum memenuhi perkataan dia. saya sempat berpikir kalau memang minggu depan dia tidak mengatakan maksudnya, saya akan memilih untuk berhenti berhubungan dengan dia. karena saya pikir, dia sendiri yang janji dan dia sendiri yang tidak menepati. akhirnya hari minggu pun tiba. sekitar jam 11 di solo, dan jam 1 di ambon, saya mengirim whatsapp ke dia "babang su bangun?" karena saya pikir kebiasaan dia kalau hari libur sering bangun telat. jadi saya sengaja buat whatsapp sekitar jam 1. sampai sore hari whatsapp saya tidak dibalas. sampai pada akhirnya tiba-tiba dia whatsapp "ira, dari tadi babang di muka toko tapi seng ada orang yang buka pintu eee... dong ada kaluar kapa? br td pas sholat ashar lai babang pikir mungkin dia ada di mesjid, pas babang pi sholat di mesjid tar bakudapa antua lai. mangkali babang tunggu sekitar 2 jam kapa" terus saya membalas dengan entengnya "makanya kalo orang wa itu balas... tadi itu ira tanya su bangun ka blom, mau kasi tau babang kalo dong itu ada pi piknik. tapi babang tar balas2 makanya ira jua tar bilang-bilang" hahahahhahaaaaa... jadi gagal lagi niat untuk mengatakan ke kakak saya.
sepulang dia dari rumah kakak saya, kemudian dia bercerita ke bapaknya. dan akhirnya bapaknya bilang "sudah, ose jang pi sandiri lai. katong pi deng keluarga sudah par lamaran. tentukan tanggal sudah. haru sabtu bagitu supaya pas orang libur la katong panggil keluarga yang lain lai par pi di dia rumah. tentukan sudah tanggal 22 atau tanggal 29" dan dia menelpon saya untuk mengabarkan maksud dan tujuan bapaknya. saya shock tiba-tiba karena terkesan terburu-buru. saya pikir sungkan kalau mau ijin buat pulang ke ambon karena baru lewat lebaran kemarin balik ke ambon. jadi saya bilang "bagaimana kalau awal bulan? soalnya pas selesai rakor karena minggu pertama awal bulan saya selalu ke surabaya tanggal 5 atau tanggal 6 agustus" namun saya akhirnya berpikir kembali, ada saudara yang akan menikah pada tanggal 21. dan banyak keluarga dari luar kota yang datang ke ambon. mumpung banyak, jadi saya mengambil keputusan tanggal 22 july saja untuk lamaran :)
saya tidak menyangka prosesnya secepat ini. saya hanya bersyukur bisa selancar ini segala prosesnya. dan Alhamdulillah sudah ditentukan tanggal Insya Allah menikah tanggal 17 November 2017.
Dear, Reza Mony...
Thanks for never ask me to be your girlfriend.
But Also thanks for always ask me to be your wife.
Its just a begining of our way.
Lets againts the world together.
and also for my dearest greatest Lord, Allah SWT.
Thanks for always bless us.
Alhamdulillah.
Semoga segalanya lancar sampai November.
Aamiin...
*sorry, can't stop smiling about this part of my life*
kita tanpa komunikasi sama sekali mungkin kurang-lebih sekitar 2-3 bulanan. hingga pada akhirnya saya sendiri berpikir "manusia tidak akan ada yang sempurna. setidaknya bagaimana kita bisa menerima kekurangan orang lain, bagaimana kita bisa menerima masa lalunya, dan bagaimana kita bisa pelan-pelan mengubah dia ke arah yang lebih baik". dengan sedikit rasa kangen, akhirnya akhir bulan januari saya memberanikan diri untuk menghubungi dia kembali. sayang dengan perasaan yang sudah mulai muncul dan harus mengubur tetapi masih bisa diperbaiki.
dan mulai dari saya menghubungi dia duluan, akhirnya kita intens komunikasi kembali. sampai pada akhir januari bapak saya meninggal yang mengharuskan saya balik ke ambon. kemudian mulai sejak bapak saya meninggal kita makin dekat sampai saat ini. sampai pada suatu saat dia mengatakan "nanti beta lamar ira. tunggu-tunggu sa. 1,2 bulan lai (nanti aku lamar kamu, tunggu aja yaaa... 1,2 bulan lagi)" entah apa yang ada di pikiran dia memikirkan 1,2 bulan. tapi saya masih menganggap kalau dia cuma bercanda. dan kedua kalinya, dia mengatakan "beta su bertekad mau pi di dudi deng mama aji par minta ira nanti abis lebaran (saya sudah bertekad abis lebaran mau ke kakakmu dan ibumu untuk meminangmu)"
ada cerita lucu sebenarnya. pada saat moment lebaran, sesuai janji dia mau ngomong ke kakak laki-laki saya (dudi) setelah memperkenalkan saya ke orang tuanya. jadi pada saat itu, saya mengantar dia ke tokonya dudi. awal sampai, perut saya melilit. akhirnya saya ke toilet memenuhi panggilan alam, dan dia menunggu. sambil menunggu saya berharap dia membuka obrolan dengan kakak saya sesuai tujuan kita datang ke toko. setelah saya keluar dari toilet, saya mencari dia tapi tidak ketemu di dalam rumah. kemudian saya menunggu. sepertinya dia ke mesjid untuk sholat magrib bersama kakak saya. setelah menunggu, hujan deras turun dan mereka belum kunjung datang. saya berpikir, sepertinya dia sudah mengatakan maksud dan tujuan dia di mesjid. saya menunggu sekitar 30-45 menit di rumah kakak saya. sampai hujan reda, akhirnya mereka pulang dan saya juga pamit pulang ke rumah. ssesampainya di mobil, tiba-tiba,
dia: "babang belum bilang par abang dudi eee..."
me: "hiii? lalu tadi lama-lama di mesjid itu bikin apa sa?"
dia: "abang dudi pi dudu carita deng dia tamang-tamang. babang seng enak lai par potong bicara. barang dong samua ada baku janji par pi mangael"
me: "lalu b sa mau pulang besok. la babang mau pi bilang par dia kapan?"
dia: "nanti minggu depan jua kalo babang pi ambon"
me: *sedikit jengkel*
ternyata eh ternyata, dia takut menyampaikan apa yang mau dia sampaikan. hahahahhaaaa...
sepulang ke solo, saya sebenarnya sedikit kecewa karena dia belum memenuhi perkataan dia. saya sempat berpikir kalau memang minggu depan dia tidak mengatakan maksudnya, saya akan memilih untuk berhenti berhubungan dengan dia. karena saya pikir, dia sendiri yang janji dan dia sendiri yang tidak menepati. akhirnya hari minggu pun tiba. sekitar jam 11 di solo, dan jam 1 di ambon, saya mengirim whatsapp ke dia "babang su bangun?" karena saya pikir kebiasaan dia kalau hari libur sering bangun telat. jadi saya sengaja buat whatsapp sekitar jam 1. sampai sore hari whatsapp saya tidak dibalas. sampai pada akhirnya tiba-tiba dia whatsapp "ira, dari tadi babang di muka toko tapi seng ada orang yang buka pintu eee... dong ada kaluar kapa? br td pas sholat ashar lai babang pikir mungkin dia ada di mesjid, pas babang pi sholat di mesjid tar bakudapa antua lai. mangkali babang tunggu sekitar 2 jam kapa" terus saya membalas dengan entengnya "makanya kalo orang wa itu balas... tadi itu ira tanya su bangun ka blom, mau kasi tau babang kalo dong itu ada pi piknik. tapi babang tar balas2 makanya ira jua tar bilang-bilang" hahahahhahaaaaa... jadi gagal lagi niat untuk mengatakan ke kakak saya.
sepulang dia dari rumah kakak saya, kemudian dia bercerita ke bapaknya. dan akhirnya bapaknya bilang "sudah, ose jang pi sandiri lai. katong pi deng keluarga sudah par lamaran. tentukan tanggal sudah. haru sabtu bagitu supaya pas orang libur la katong panggil keluarga yang lain lai par pi di dia rumah. tentukan sudah tanggal 22 atau tanggal 29" dan dia menelpon saya untuk mengabarkan maksud dan tujuan bapaknya. saya shock tiba-tiba karena terkesan terburu-buru. saya pikir sungkan kalau mau ijin buat pulang ke ambon karena baru lewat lebaran kemarin balik ke ambon. jadi saya bilang "bagaimana kalau awal bulan? soalnya pas selesai rakor karena minggu pertama awal bulan saya selalu ke surabaya tanggal 5 atau tanggal 6 agustus" namun saya akhirnya berpikir kembali, ada saudara yang akan menikah pada tanggal 21. dan banyak keluarga dari luar kota yang datang ke ambon. mumpung banyak, jadi saya mengambil keputusan tanggal 22 july saja untuk lamaran :)
saya tidak menyangka prosesnya secepat ini. saya hanya bersyukur bisa selancar ini segala prosesnya. dan Alhamdulillah sudah ditentukan tanggal Insya Allah menikah tanggal 17 November 2017.
Dear, Reza Mony...
Thanks for never ask me to be your girlfriend.
But Also thanks for always ask me to be your wife.
Its just a begining of our way.
Lets againts the world together.
and also for my dearest greatest Lord, Allah SWT.
Thanks for always bless us.
Alhamdulillah.
Semoga segalanya lancar sampai November.
Aamiin...
*sorry, can't stop smiling about this part of my life*